DIRGAHAYU INDONESIA-ku – Dengan Semangat Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Kita Kerja Nyata dan Kerja Bersama semoga Indonesia Makin Maju dan Sejahtera..... Mari kita wujudkan BEKASI BERSINAR (BERSIH, SEHAT, INOVATIF, AMAN DAN RELIGIUS)

Kamis, 25 Agustus 2016

Pertolongan Pertama Pada Korban Sengatan Listrik

A.  Akibat Aliran Listrik Dalam Tubuh
Arus yang mengalir melalui tubuh (tersengat listrik) dapat mengakibatkan:
Jantung berhenti berdenyut
Otot berkontraksi
Pernafasan berhenti sebab pusat saraf di otak yang mengatur pernafasan lumpuh
Luka bakar

B. Perawatan
Minta pertolongan (berteriak)
Matikan listrik (putus hubung/kontak)
Amankan penderita dari bahaya fisik langsung
Periksa denyut nadi dan pernafasan dan rawat si korban seperlunya
Bila pernafasan dan denyut nadi sudah pulih, rawatlah luka bakar atau luka lainnya bila ada
Pindahkan korban ke lokasi yang aman untuk perawatan selanjutnya
Korban perlu selalu ditunggui selama tim dokter menangani korban

C. Langkah-langkah yang dilakukan
Amankan korban dari bahaya
Usahakan jalan udara untuk pernafasan lancar
Bila ada muntah/darah atau benda lain dimulut korban, keluarkan segera
Telentangkan si korban, tekuk kepalanya ke belakang, tarik rahangnya kedepan agar lidah tidak menutup lubang tenggorokan
Lakukan pernafasan mulut ke mulut 3 sampai 4 kali secepat mungkin
Pulihkan fungsi jantung dengan melakukan urutan jantung (cardia resuscitation), dengan ketentuan:
Untuk orang dewasa, frekwensi pengurutan dilakukan sebanyak 60 kali setiap menit
Untuk anak kecil, frekwensi pengurutan sebanyak 90 kali setiap menit

Catatan :
Hindari tekanan yang terlalu keras agar tidak mengakibatkan tulang rusuk korban rusak
Upayakan pemulihan denyut nadi maupun pernafasan

 Pernafasan dari mulut ke mulut
Terlentangkan si korban, tekuk kepalanya ke belakang
Buka mulut dan tarik nafas anda, kemudian tutup mulut dan tiupkan udara kemulut korban sekuat – kuatnya sampai rongga paru – paru terangkat
Pijit hidungnya agar udara yang ditiupkan tidak keluar
Amati turunnya dada kembali
Faktor penentu adalah kecepatan dalam bertindak. Karena itu 3 atau 4 kali peniupan pertama dilakukan secepat mungkin
Peniupan selanjutnya diulang lebih kurang 10 kali setiap menit

Catatan:
Bila paru-paru tidak mengembang, segera periksa mulut, hidung atau kerongkongan
Untuk anak kecil seyogyanya mulut si penolong mencakup hidung mulut korban, dengan frekuensi 20 kali setiap menit

Bila satu dan lain hal, si penolong tidak dapat meniup melalui mulut, maka dapat dilakukan peniupan melalui hidung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar