DIRGAHAYU INDONESIA-ku – Dengan Semangat Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Kita Kerja Nyata dan Kerja Bersama semoga Indonesia Makin Maju dan Sejahtera..... Mari kita wujudkan BEKASI BERSINAR (BERSIH, SEHAT, INOVATIF, AMAN DAN RELIGIUS)

Rabu, 15 Juni 2016

Melestarikan semangat tolenransi

Masyarakat Indonesia merupakan gambaran masyarakat plural yang toleran. Tidak salah jika beberapa negara lain menjadikan Indonesia sebagai contoh negara yang penduduknya bisa hidup rukun dan toleran, meskipun berlatar belakang keyakinan yang berbeda. Kehidupan yang penuh dengan keharmonisan ini perlu dijaga dan dilestarikan, agar kehidupan yang toleran bisa menjadi kekuatan bagi Indonesia untuk tetap teguh pada karakter bangsanya.

Upaya untuk menjaga keharmonisan di Indonesia ternyata tidak berjalan mulus. Munculnya kelompok-kelompok berwatak keras yang sering mengatasnamakan agama sebagai landasan geraknya mencemari indahnya kehidupan beragama di masyarakat. Jika kelompok tersebut dibiarkan tumbuh dan berkembang, Indonesia sebagai Negara plural akan tercoreng reputasinya. Jauh daripada itu, keharmonisan masyarakat akan terpecah dan kemudian berakibat pada rusaknya hubungan sosial dimasyarakat.

Seperti kasus yang terjadi di Tolikara beberapa waktu lalu. Yang sempat mengegerkan media dan dengan cepat menginformasikan bahwa adanya isu pertentangan antar agama. Momen ini digunakan oleh beberapa kelompok intoleran untuk menebar benih-benih permusuhan antar agama. Jika kejadian seperti ini dibiarkan terus terjadi maka Indonesia sebagai bangsa yang kuat karena keberagamannya akan melemah sebab kelompok intoleran tersebut sangat anti terhadap keberagaman. Mereka menolak keberagaman dan ingin  menjadikan semua orang satu pemikiran dengan mereka. Padahal keberagaman sendiri merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditolak.

Islam sebagai Rahmatan Lil`Allamin merupakan semangat yang mendasari kecintaan kepada kedamaian dan keharmonisan hidup. Semua ciptaan Tuhan pasti mendapatkan rahmat sesuai dengan kadarnya masing-masing. Islam yang damai dan toleran tidak pernah memaksakan seseorang untuk memeluk agama dengan paksaan. Islam memberi kemerdekaan kepada setiap makhluk untuk menentukan sendiri jalan yang akan dilalui. Dengan demikian, ketika ada kelompok yang mengatasnamakan Islam dan melakukan pemaksaan atau kekerasan untuk mengikuti ajaran yang mereka anut, maka sudah tentu ada kejanggalan dengan kelompok tersebut. Mungkin saja mereka keliru dalam menafsirkan kitab suci atau bisa saja karena kepentingan-kepentingan yang lain.

Dalam ajaran Islam, Kedamaian merupakan pondasi untuk menjalin keharmonisan antar sesama makhluk ciptaan Tuhan. Kedamaian ini ditafsirkan sebagai rasa toleransi dalam menghargai pilihan setiap orang dalam menentukan keyakinannya. Jika semangat perdamaian sudah meredup, maka benih-benih pertikaian akan muncul sebagai sumber kerusakan dari hubungan sosial masyarakat. Nilai-nilai dalam ajaran Islam sangat bertentangan dengan hal-hal yang menimbulkan permusuhan dan perpecahan. Islam menegaskan keberpihakannya pada perdamaian dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu jika ada kelompok yang menyeru kepada permusuhan dan perpecahan umat, maka sangat jelas bahwa kelompok tersebut jauh dari nilai luhur ajaran Islam.

Sebagai pemeluk agama yang toleran, kita tidak perlu kesusahan dalam mengidentifikasi kelompok intoleran yang ada. Jika mereka menyuarakan pertikaian antar sesama umat beragama dan mengklaim bahwa hanya kelompoknyalah sebagai sumber kebenaran dan keselamatan lalu melakukan pemaksaan untuk menerima apa yang mereka yakini, maka sangat bisa dipastikan kelompok seperti itu adalah kelompok yang jauh dari semangat toleransi, anti keberagaman dan jauh dari nilai luhur ajaran Islam; menerima perbedaan sebagai sebuah keniscayaan.

Solidaritas sosial dari masyarakat sangat diperlukan dalam meredam tumbuhnya gerakan intoleransi yang berwatak keras di Negeri ini. Masyarakat perlu diberikan pengetahuan tentang pentingnya membangun keharmonisan ditengah-tengah keberagaman masyarakat di Indonesia. Menjadikan semangat toleransi sebagai basis karakter bangsa dan kemudian melestarikanya sebagai upaya dalam mempertahankan NKRI. Masyarakat juga harus mampu memilah informasi yang tidak jelas sumbernya, agar tidak mudah terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran yang berbau intoleransi yang berciri-ciri mempromosikan kebencian dan permusuhan antar umat beragama.


http://www.kompasiana.com/mariohikmata/melestarikan-semangat-toleransi_57144ce02cb0bd1605777104

Tidak ada komentar:

Posting Komentar